Kamis, 27 Maret 2008

Bebanmukah yang terberat?


Bebanmukah yang terberat..?

“Dunia adalah tempat segala macam cobaan”. Semua manusia pasti pernah mengalami kesulitan dan cobaan. Cobaan selalu datang pada siapapun tak mengenal warna kulit, ras, suku, ataupun golongan, semuanya tak pernah luput dari cobaan.

Cobaan datang dalam bentuk yang berbeda. Ada yang datang dalam bentuk ketakutan, kelaparan, kekurang harta, bahkan kelebihan harta dan jabatanpun adalah salah satu bentuk dari ujian. Jadi cobaan bukan hanya berupa keburukan saja melainkan juga berupa kebaikan. “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar – benarnya)”(QS: 21:35).

Manusia terkadang menganggap dirinya tidak kuat menghadapi cobaan hidup ini, bahkan banyak yang menganggap bahwa bebannyalah yang terberat. padahal Cobaan yang datang kepada manusia tidak mungkin melebihi kemampuan dirinya. Seperti firman Allah: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS: 2 : 286).

Orang yang menganggap bahwa cobaanyalah yang terberat adalah layaknya keledai yang selalu menganggap beban yang ada dipunggungnyalah yang terberat. Dan kita sebagai makhluk yang diberi kesempurnaan berupa akal, jangan sampai kita memposisikan diri sebagai keledai. Sebab seekor keledai biasa di analogikan orang sebagai orang yang bodoh dan dungu. Bahkan orang yang bodoh (tidak mau mengkaji dan mengamalkan ayat – ayat-Nya.) digambarkan dalam Al – Quran (QS: 62;5) sebagai keledai yang membawa kitab di punggungnya – sebab keledai itu hanya menanggung beratnya tanpa bisa mengambil hikmah dari kitab itu -.

Masihkah kita merasa beban kita yang terberat? Setiap kejadian mengandung hikmah dan hanya keledailah (orang bodoh) yang tidak bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Yakinlah bahwa setiap kejadian akan ‘memperhalus’ diri kita kalau kita bisa menjadikannya sebagai hikmah bukan sebagai beban. Dan jangan pernah menilai keadilan Allah melalui kaca mata yang berlensakan nafsu dan su’uzhan. Yakinlah bahwa Allah selalu memberikan semua yang terbaik, hanya bisakah kita ikhlas menerimanya? Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang sabar. Allahu A’lam.

Tidak ada komentar: