Kamis, 27 Maret 2008

Tutup Pintu Setan

Tutup Pintu Setan

Palembang, 12 maret 2008

Malam ini, selepas menyantap pindang Shopia di Plaju dan menikmati duren di pasar Kuto, kini tiba waktunya aku kembali ke Hotel dan mempersiapkan diri untuk training esok hari.

Sesampai di kamar, saya nyalakan TV dan membuka laptop untuk me-refresh materi training esok hari. Di tengah keasyikan saya ’berkencan’ dengan laptop, tiba-tiba tersirat sekelebat ingatan mengenai sahabatku yang kemarin malam sedang gundah gulana itu terlihat dari SMS-nya yang berisi “Knflik btin gw kumat lg nih, kdg gw g kuat org lain ngnggp gw tnp prikemanusiaan, mnjd hnrr = siap mnghmbkn dr. Ya Allah, apkh hmb trmsk yg brilmu drjtnya?”

Apakah dia sudah kembali tenang? Apakah kegundahannya telah terobati? Apakah gerangan penyebab hal tersebut? Setahuku, Sahabatku seorang dengan tingkat intelektual tinggi, semangat yang membara, keteguhan hati yang tak tergoyahkan, dan tak pernah secara nyata kulihat dia gundah seperti ini. Ada apa denganmu?

Sejenak kurenungkan sebuah nasihat dari guruku, bahwa setan tak akan menyerah untuk menjerumuskan manusia ke lubang kenistaan. Genderang perang tak pernah berhenti ditabuhkan untuk meruntuhkan benteng keimanan manusia. Hal inilah yang disebut dengan perang abadi antara kebaikan dan kejahatan. Lalu apakah sahabatku itu telah kalah berperang?

” Setan akan selalu mendatangi manusia dari berbagai arah pintu. Mereka datang dari depan, belakang, kanan dan kiri selama kita bisa menutup pintu masuk itu, maka kita tidak akan pernah kalah dalam perang. Dan ada arah pintu yang tidak akan bisa di lalui setan, yaitu pintu dari bawah dan pintu dari atas” tambah guruku.

Apa yang dikatakan guruku itu bukan sebuah nasihat yang dapat ditelan mentah-mentah, melainkan nasihat yang memiliki makna filosofis. Setan memang akan datang dari depan kita dengan beragam cara dan tipu muslihat, semakin tinggi keimanan seseorang, maka semakin tinggi tingkat godaan yang akan diberikan oleh setan. Hebatnya lagi, setan sangat mengetahui titik kelemahan iman kita, dan hal tulah yang akan dimanfaatkan olehnya untuk menjerumuskan kita.

Setan memang akan datang dari depan kita. Ini kaitannya dengan kelemahan manusia yang terobsesi untuk mencapai keinginannya di masa depan. Nafsu manusia cenderung mendorongnya untuk mengenyam kenikmatan dalam hidupnya, bahkan orientasi mereka untuk memupuk kekayaan, kehormatan dan mempersiapkan hidup bagi kejayaan diri dan keluarganya di masa depan. Hal ini lah yang dimanfaatkan setan untuk menggoda manusia memenuhi setiap keinginannya itu, manusia dijadikan budak untuk mengejar obsesi dan keinginannya dengan menghalalkan segala cara. Hitler, Napoleon Bonaparte, Alexander the Great, Qorun, Fir’aun Ramses II adalah beberapa contoh besar dari mereka yang diperbudak oleh nafsu memupuk kekayaan, kejayaan, kehormatan, kekuasaan dengan menghalalkan berbagai cara. Para koruptor, perampok, penjudi, pemelihara tuyul, adalah contoh lain dari mereka yang menggadaikan Hidup demi keinginannya.

Datangnya setan dari sebelah Kiri mengisyaratkan bahwa setan senantiasa menjerumuskan manusia untuk berbuat sesuatu yang keji dan mungkar, seperti membunuh, mencuri, dan perbuatan lainnya.

Sedangkan kedatangannya dari kanan menyiratkan makna bahwa banyak manusia yang selalu berbuat baik dan susah bagi setan untuk menggodanya. Tapi setan tak habis akal, dia akan datang menggoda manusia untuk berbuat baik dengan diwarnai sikap riya, sum’ah, takabur dan hasud. Riya adalah sikap memperlihatkan segala kelebihan yang dimilikinya, baik berupa harta, tindakan, maupun isyarat. Sum’ah adalah menyebutkan segala kelebihan yang dimiliki. Sedangkan hasud adalah rasa iri dan dengki. Hal ini ternyata banyak menghinggapi para kaum yang berilmu, bahkan para ulama sekalipun. Itulah sebabnya tak ayal kita temukan para ulama saling menghujat dan mendeklarasikan dirinya paling benar. Meminjam istilah Cak Nur ”ingin masuk surga dengan mendorong orang lain ke neraka”

Susah memang menghadapi setan dan segala tipu muslihatnya. Mereka memiliki sebuah visi yang panjang dan tak menyerah sebelum hingga visi itu tercapai. Visi mereka adalah menjadikan kita sekutu mereka di dunia dan menemani di Akhirat. Akankah kita bisa bertahan dan lebih kuat mempertahankan pencapaian visi kita? Semoga saja... semoga saja.. aamiin...!

Setan datang dari kanan, kiri, atas, dan bawah. Lalu bagaimana mungkin mereka tak bisa masuk dari bawah? Jawabannya singkat saja ”bukankah tugas setan selesai ketika kita sudah terkubur di liang lahat?” ya, setelah kita meninggal maka terputuslah hubungan kita dengan mereka, yang tersisa hanya pertanggung jawaban kita dengan Tuhan.

Kunci utama yang mesti kita pegang teguh adalah dengan membuka pintu dari atas selebar-lebarnya, sebab dari sanalah setan tak mungkin memasuki diri kita. Artinya, jika kita berpegang teguh – istiqomah, di jalan Allah, maka setan takan sekalipun mengganggu kita. Ingatlah pada Allah di saat kita duduk, berdiri, berjalan, bahkan terbaring. Jalankanlah segala syariat-Nya dengan baik dan benar, maka kita akan selamat dari persekutuan dengan setan. Nestapa dan duka, semuanya indah, tentram, dan nyaman.

Jika kita berpegang teguh dengan ikatan dengan Tuhan, maka yang kita akan dengar kelak adalah panggilan terindah dalam hidup berupa ”yaa ayyutuha an-nafsu al muthma’innah, irji’ii ilaa robbiki raadhiyatan mardhiyyah, fadkhulii fii ’ibaadii wadkhulii jannati..”

Tidak ada komentar: