Soft-war bukan Software
31 Oktober 2006
Selepas perang Badar, Rasulullah SAW dan segenap Laskar Mujahiddin pulang ke Basecamp Mereka di Madinah. Perjalanan pulang diwarnai dengan gegap gempita rasa syukur dan kesenangan karena telah memenang pertempuran yang dahsyat saat itu. Luka yang menganga dan darah yang menganak sungai di sekujur tubuh seakan sirna terhapus kegembiraan, tapi kesunyian lantas menyeruak tatkala Rasulullah bersabda “raja’na min al-jihad al Ashgar ilaa al-Jihad al-Akbar” (kita baru saja kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang Besar). Perih dan sakit sahabat yang awalnya tak terasa, kini meronta seakan berteriak menuntut konfirmasi dari sabda Rasul tersebut, bukankah kita telah mengorbankan harta, jiwa, raga bahkan keluarga kita dalam perang ini, lihatlah sekujur tubuh kami dipenuhi luka yang masih belu kering..! semuanya meronta dalam hati dan penuh tanda tanya, apakah perang seperti ini dianggap sebagai perang kecil yang tidak berarti? Ketidak puasan terhadap sabda rasul tidak berlanjut lama, tersapu oleh pertanyaan sahabat “apa yang dimaksud dengan Jihad Besar..?”. “Jihadu An Nafs – Jihad melawan Nafsu” Jawab Rasul.
Secara Bahasa –etimologi -- saya sangat paham Hadits ini, yang intinya bahwa perang fisik (selanjutnya saya sebut dengan Hard-war) adalah sebuah perang yang dianggap lebih kecil ketimbang perang melawan nafsu (selanjutnya saya sebut Soft-war). tapi secara maknawi, saya masih belum terlalu jelas mengenai kandungannya. Tapi kalau boleh berijtihad (lebih tepatnya berpendapat pribadi) Besar kecilnya suatu perang dapat dilihat dari dampak –konsekuensi-- yang disebabkannya. Misalnya, jutaan nyawa yang melayang ketika perang dunia I dan II adalah konsekuensi yang tidak kecil, penderitaan jutaan orang yang ditinggal oleh korban perang juga tidaklah kecil, dampak psikologis bagi pelaku dan korban perang tidak pula dianggap enteng, belum lagi kerusakan fisik, ekonomi, sosial, politik, agama dan kerusakan lainnya bukanlah sebuah konsekuensi yang ringan. Lalu apakah ini semua tetap dianggap sebagai perang yang kecil? Jawabannya, YA…! Karena semua perang Fisik yang dialami oleh setiap orang adalah akibat dari ketidak mampuannya menghadapi Perang Melawan Nafsu.
Tidak mungkin ada perang Fisik jika semua orang mampu menahan nafsunya. Perang biasanya timbul akibat semua pihak tidak kuasa untuk mengendalikan nafsu untuk menghegemoni pihak yang lain. Pihak yang kuat merasa berhak untuk mengambil hak orang lain dan tidak terima jika kekuasaannya tertandingin oleh orang lain. Setiap hari semua pihak saling memupuk kekuatan demi memenuhi tuntutan nafsunya untuk menjadi yang terkaya, terkuat, terjaya, terhormat dan tak terkalahkan. Pihak yang lemah tak juga tinggal diam untuk mengerjar ketertinggalannya demi tujuan mencapai ‘ter’ –terbaik, terkaya, dll yang positif – dan tidak ingin menjadi yang “ter” –termiskin, terberlakang, dll yang buruk-buruk--.
Perang Fisik dalam prosesnya akan ada awal dan akhirnya. Misalnya, perang dunia ke-1 berlangsung dari tahun … - …, perang dunia ke-2 antara tahun …- …., perang teluk, perang Vietnam, Perang Afganistan, bahkan perang salib yang memakan waktu ratusan tahunpun memiliki jangka waktu memulai dan mengakhiri.
Tapi soft-war bukan software waktunya terus saja berlangsung tanpa pernah berakhir kecuali dunia ini memang telah benar-benar berakhir alias Kiamat. Bahkan setiap orang dalam hidupnya akan selalu didera dengan Sof-war. Secara sadar atau tidak sadar, setiap detik dalam hidup kita selalu harus dalam kondisi siaga perang, karena perjalanan hidup kita memang dipenuhi dengan softwar. Dari mulai bangun tidur sampai tidur bahkan di dalam tidurpun kita selalu menghadapi soft-war. Saat bangun tidur, kita harus berperang dengan rasa kantuk dan kemalasan, apakah kita akan tidur lagi atau bergegas untuk aktifitas yang lebih berguna, itu adalah perang. selama kita beraktifitas selalu muncul godaan, apakah kita akan berbuat curang, berbohong, berpikir negatif, mencaci, dan berbagai macam godaan nafsu yang harus kita perangi. Saat kita akan tidur, apakah kita berdo’a atau malah berniat untuk tidak bangun sama sekali.. semua itupun adalah perang. mampukah kita memenangkan semua soft-war tersebut, jawabannya ada pada anda.
Yang saya sangat sesali sampai saat ini adalah karena saya sampai sekarang masih sering kalah dalam soft-war. Doakan ya moga saya bisa selalu menang dalam soft-war dan ketika saya mengakhiri hidup semoga saya dalam keadaan MENANG…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar